Politik menjadi permainan yang
berbahaya, cinta harus hadir. Justru karena politik semakin keras dan kejam
maka cinta harus hadir. Justru karena kekuasaan semakin mendominasi makna
politik, maka cinta harus melembutkan nya,
--Anis Matta-Presiden PKS--
Dua bulan lalu PKS, partai yang memilih jalan sebagai
laboratorium pangkaderan anak bangsa akan cita-cita luhur terpaksa babak belur
oleh isu tersangkutnya mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq. Meskipun belum
teruji kebenarannya oleh hukum karena masih dalam proses di Komisi
Pemberantasan Korupsi (PKS), tetapi tamparan ini cukup menghentak para kader
PKS yang notebene adalah kalangan terdidik dan perkotaan yang cukup kritis.
Untungnya, PKS memiliki manajamen krisis yang cerdas dengan mengganti posisi
Lutfi oleh Anis Matta. Manajemen krisis ala PKS ini cukup berhasil karena
prosesi pergantian tanpa riuh, tanpa jegal-jegalan, tanpa ribut-ribut. Sebagai presiden baru dalam organisasi yang
berbasis anak-anak terdidik ini, Anis Matta memahami betul apa yang mesti
segera dilakukan. Anis Matta pun langsung melakukan rekonsliasi secara massif
dan matang dengan memberikan semangat baru berkeliling kota menyapa dan
membangun jembatan pengertian di internal PKS.
Setelah sukses melakukan pergantian dan keliling kota
menemui kader sebagai bagian dari manajamen krisis. Anis Matta pun melakukan
hal baru yang cukup cerdas yaitu mengubah tagline PKS yang semula Bersih,
Peduli dan Profesional, kini menjadi Cinta, Kerja dan Harmoni. Sebuah langkah
yang modern dan di sinilah perbedaan pengelolaan partai yang modern dan konvensional.
PKS memiliki manajemen krisis yang matang dan profesional. Dalam salah satu
acara Anis Matta menjelaskan filosofi tagline baru tersebut. Menurut dia,
politik seperti permainan yang cukup keras dan jauh dari seni. Semua itu hanya
bisa diubah dengan satu kata yaitu cinta. Slogan baru PKS ini tentu memiliki
makna tersendiri bagi kader dan simpatisan PKS. Pertama, kader dan simpatisan merasa yakin bahwa akan ada semangat
baru di tubuh PKS dengan tagline tersebut. Perubahan tagline ini dipastikan
akan mengubah strategi public relation,
strategi menjual produk dalam hal ide dan gagasan PKS yang berbeda dengan
partai lain. Dampak yang paling teruji dan terlihat nanti pada pemilu 2014,
apakah suara PKS meningkat atau tetap atau justru terjun bebas. Sebetulnya,
bagi PKS angin beliung sudah silih berganti datang sehingga kasus Lutfipun
tidak diambil pusing dan hanyut terlarut dalam prasangka-prasangka. Toh, PKS
bukanlah organisasi yang dihuni para malaikat yang bebas dari luput dan
lupa.Momen bulan-bulanan public terhadap PKS, menjadikan partai yang lahir dari
gerakan tarbiyah di kampus-kampus ini menjadi lebih matang, lebih sadar dan
mampu membuat rangkaian jembatan pengertian yang indah sehingga yang semula
membenci menjadi cinta karena PKS segera melakukan evaluasi serius dan segera
memperbaikinya.
Perubahan tagline sebetulnya bukan hal yang baru bagi sebuah
organisasi, baik organisasi profit maupun non profite. Sejumlah merek dalam artian
luas, pernah mengubah tagline mereka dengan tujuan ada ruh baru dalam merek
tersebut. Sebut saja, Pertamina, perusahaan minyak ini memiliki tagline baru
yaitu Semangat Terbarukan. Di dalam partai sendiri pun hal itu pernah terjadi
yaitu di Partai Golkar pada saat partai beringin ini dihajar habis-habisan,
Golkar di bawah pimpinan Akbar Tandjung mengubah taglinenya menjadi Golkar
Baru. Hasilnya, Golkar masih tetap eksis hingga sekarang.
PKS sebagai sebuah partai kader yang memiliki sumber daya
manusia (SDM) yang memadai, tentu memahami betul risiko dari kasus yang menimpa
Lutfi. Proses rekonsliasi pun dilakukan dengan massif dan perubahan tagline ini
merupakan salah satu cara yang diprediksi akan mampu membentuk atau
menetralisir efek negative dari kasus Lutfi terhadap perolehan suara dan
kepercayaan public kepada PKS. Penulis merasakan efek positif dari perubahan
tagline baru tersebut. Ada sebuah semangat baru, yaitu semangat cinta, kerja
dan menghamonisasikan setiap langkah dan gerak kita dalam ikut andil proses
pembangunan bangsa ini. Penulis meyakini tagline baru ini akan banyak memiliki
pengaruh dan memudahkan para kader untuk mensosialisaikan PKS sebagai partai
yang memiliki cinta.
Cinta sebuah kata yang tidak berwujud tapi dapat dirasakan
keberadaanya. Aksi-aksi sosial,
kepedulian dan kerja keras untuk turut serta dalam pembangunan bangsa akan
menjadi ruh kami di PKS. Kasus Lutfi menjadi pemantik PKS untuk memperbaiki
segala hal, mulai dari perilaku kader PKS yang menjadi pejabat public,
memperbaiki komunikasi politik, memperbaiki manajamen organisasi dan
memperbaiki jembatan pengertian antara PKS dengan rakyat.
PKS ingin hadir sebagai manusia biasa yang ingin menebar
kebaikan. Kami bukanlah kumpulan orang-orang suci yang anti kritik. PKS ingin menyapa
lebih banyak manusia yang rindu akan cinta, yang kangen akan ketentraman dalam
berpolitik yang dinaungi atas dasar kesadaran penuh kenapa harus berpolitik.
Politik bagi PKS hanyalah satu instrument yang dilakukan selama ini. Ada banyak
instrument untuk menebar kebaikan, seperti lembaga pendidikan, lembaga sosial, lebaga kemanusiaan dan kader PKS
di situ hadir tanpa orang tahu bahwa mereka adalah kader PKS, karena bagi PKS
yang penting kebaikan ditebarkan agar dunia penuh dengan cinta bukan kebencian.
Kembali kepada tagline baru PKS. Dalam dua bulan terakhir
ini, penulis banyak memahami betul bahwa ada kesalahan persepsi dari konstituen
terhadap PKS karena tidak diterimanya informasi yang valid dari struktur PKS.
Perubahan tagline ini jelas akan mengubah persepsi public terhadap PKS. Ke
depan PKS akan menjadi tempat curhat anak-anak muda soal cinta, PKS ke depan
akan menjadi tempat bernaung orang-orang yang bekerja keras, tulus untuk
memperbaiki keadaan bangsa sesuai dengan kompetensi masing-masing. PKS tidak
pernah memaksa orang untuk masuk dan menjadi pengurus partai atau menjadi
pejabat public karena rasa cinta tadi. Inilah dampak kedua yang diprediksi oleh
penulis tentang perubahan tagline PKS.
Perubahan tagline baru yang bertepatan dengan momen Milad
PKS ke-15 diharapkan memberikan semangat baru, yaitu semangat cinta, kerja dan
harmoni di internal kader sehingga ikatan yang sempat meregang kembali menyatu.
Prasangka yang semula dominan menjadi momen tabayun, kegundahan kader dan
konstituen akan perilaku elit PKS menjadi simpatik yang didasari atas dasar
pemahaman dan ketulusan. Perubahan tagline ini sangat membantu kader di daerah
karena memiliki bahasa komunikasi politik yang lebih elegan dan membumi.
Tagline yang baru bagi penulis sebuah terobosan yang tidak mengawang-awang dan
sesuai dengan karakterisitk bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini dihiasi
dengan kebencian.
Cinta yang menjadi bagian tagline PKS akan mampu
menghadirkan etika politik yang baru, cinta dalam berpolitik akan menghadirkan
sesuatu yang indah karena politik pada dasarnya adalah bagian dari cinta. Tagline
baru ini tentu harus segera dikampanyekan kepada public agar konstituen kembali
merapat ke PKS dan menaruh harapannya kepada PKS. Dengan cinta, perjalanan yang
jauh terasa dekat, dengan cinta kerikil menjadi pemanis dalam setiap gerak dan
langkah kita dan dengan cinta segalanya menjadi indah. Dengan politik cinta,
orang tidak lagi saling membenci tetapi saling menyapa meskipun berbeda
bendera. Politik cinta juga mampu menjembatani antara penguasa dengan rakyat
agar terjalin hubungan yang harmonis. Selamat Milad PKS ke-15 dengan tagline
barunya Cinta, Kerja dan Harmoni. Semoga upaya ini mampu menjadi injeksi para
kader PKS yang selama ini seperti putri malu saat disentuh jemari, merunduk dan
tidak memiliki kepercayaan diri. Saatnya kader PKS memiliki self confidence
untuk menebar kebaikan kepada masyarakat, meluruskan dengan bijak sesuatu yang
keliru, merangkul
semua golongan karena kecintaan.
Penulis
MURNIAWATI,S.Si
Pengurus PKS Brebes, tinggal di Ketanggungan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !