Bagi saya ada dua macam
bangsawan, ialah bangsawan fikiran dan bangsawan budi. Tidaklah yang lebih gila
dan bodoh menurut pendapat saya dari pada melihat orang yang membanggakan asal
keturunannya. (Suratnya kepada Nona Zeehander, 18 Agustus 1899)
RA
Kartini menjadi wanita fenomenal yang sengaja dilahirkan di bumi pertiwi
Indonesia. Lebih hebatnya lagi, sosok itu lahir di tanah Jawa yang notebene
memiliki sejarah tersendiri bagi bangsa ini. Jargon Habis Gelap Terbit Terang
merupakan sejalan dengan suatu ayat suci Al-Quran yaitu Mina Dzulumati Ilannur
yang artinya dari kegelapan menuju cahaya. Betapa matchingnya filosofi RA
Kartini dengan ajaran Islam yang luhur tersebut. RA Kartini telah menancapkan
satu filosofi yang kalau dalam dunia periklanan disebut buzz, sekali muncul menjadi bahan perbincangan sepanjang massa.
Perjuangan RA Kartini mengubah mainstream
kaum wanita di Indonesia menjadi titik awal dimana wanita adalah mahluk yang
memiliki kesempatan sama untuk melakukan sesuatu yang berarti. RA Kartinilah
yang mampu membongkar mitos bahwa wanita cukup di dapur, sumur dan kasur.
Pembongkaran cara berpikir wanita kebanyakan inilah membutuhkan kerja keras dan
konsistensi dan ini semua telah mampu dilakukan RA Kartini.
Mitos
bahwa wanita lemah berhasil diadul-adul dan dirangkai kembali oleh RA Kartini
menjadi sebuah sketsa wanita ideal yang mesti dimiliki wanita Indonesia. Wanita
berhak menjadi manusia cerdas, wanita berhak menduduki posisi jabatan publik.
Jadi, pertimbangan pantas atau tidaknya suatu posisi bukan ditentukan oleh
jenis kelamin melainkan kemampuan seseorang. Lalu bagaimana dengan wanita masa
kini?. Inilah yang seharusnya menjadi pemikiran dan diskusi bukan saja kaum
wanita itu sendiri tetapi kaum laki-lakipun memiliki kewajiban untuk melakukan
hal ini. Sebab posisi wanita
sesungguhnya bukanlah bagian terpisah, tetapi bagian utuh dari hadirnya kaum
laki-laki. Tidak heran, di setiap kesuksesan laki-laki dipastikan ada peran
sosok wanita tangguh. Inipula yang terjadi pada diri Nabi Muhammad Saw, beliau
sukses menebarkan cahaya Islam karena ada barisan wanita di sampingnya. Sebut
saja ada Khadijah, janda kaya raya yang kemudian menjadi istri Rasulullah Saw.
Ada juga sosok Fatimah, Siti Aisah dan Siti Hajar, mereka adalah sosok wanita
yang turut serta mensukseskan dakwah Rasulullah Saw.
Wanita
masa kinipun hendaknya bercermin dengan sosok wanita sukses terdahulu sebagai
gambaran wanita ideal sehingga menggerakan diri seorang wanita. Wanita tidak
boleh berpangku tangan melihat kezaliman, wanita tidak boleh duduk termangu
melihat kekayaan alama negeri ini dikeruk habis-habisan tanpa bertanggungjawab.
Paling tidak ada beberapa hal yang mesti dimiliki wanita masa kini. Pertama, konsep diri yang jelas.
Artinya, seorang wanita harus mampu mendeskripsikan dirinya sendiri. Deskripsi
yang tidak berhenti sampai pada titik biografi dan biologis, tetapi deskripsi
tentang peranan apa yang akan dilakukan untuk mengubah keadaan menjadi lebih
baik. Konsep diri ini penting supaya wanita tidak hanya menebeng nama sang
suami yang selalu menyertakan nama suami di belakang nama aslinya. Gaya seperti
ini sudah lama ditinggalkan sehingga tidak relevan lagi dijual ke depan publik.
Tanpa
konsep diri yang jelas maka seorang wanita hanya akan menjadi manusia pengekor
tanpa bisa menentukan nasibnya sendiri. Wanita secerdas apapun tidak akan mampu
meletupkan ide dan gagasannya yang cemerlang, tanpa adanya konsep diri yang
jelas, detail dan pasti. Kedua, wanita
harus berani. Kesucian, ketulusan wanita tidak akan mampu mewarnai kehidupan
ini jika tidak memiliki keberanian. Hadirnya sejumlah wanita di posisi penting
tidak akan membawa dampak apapun jika tidak diikuti dengan keberanian. Bangsa
ini tidak hanya membutuhkan orang-orang suci tetapi membutuhkan orang-orang
yang berani.
Salah
satu problem kita saat ini adalah keberanian bangsa ini terhadap siapapun yang
mencoba menghardik harga diri bangsa. Tanpa keberanian pula tidak mungkin
bangsa ini akan merdeka dan bisa kita nikmati saat ini. Bangsa ini membutuhkan
suara-suara lantang untuk mengungkapkan kebenaran, mengingatkan kezaliman dan
memusnahkannya. Masih terlalu sedikit wanita suci yang memiliki keberanian. Dan
terakhir adalah mengorganisir
keberanian wanita. Seperti kita ketahui bersama bahwa kejahatan yang
teroganisir akan mampu mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir. Pergerakan
wanita yang sistematis dan terorganisir bisa menjadi senjata ampuh untuk
mematahkan tangan-tangan zalim, membunuh bibit-bibit kebencian yang akan
menyesatkan dan membawa bangsa ini ke ambang kehancuran. RA Kartini telah
mencontohkan semuanya untuk kaum wanita masa kini sehingga tinggal mau atau
tidak membawa gerbong wanita ini ke perjalanan menuju suatu peradaban yang madani
sehingga masyarakatpun bisa tersenyum. RA Kartini menjadi sosok wanita yang
memiliki konsep diri yang jelas. Ia tidak menepuk dada karena dilahirkan dari
darah keturunan biru, tetapi ia justru melakukan sesuatu yang tidak pernah
terpikirkan oleh wanita di zamannya teramasuk kaum laki-laki ketika itu. Bagi saya ada dua macam bangsawan, ialah bangsawan fikiran dan bangsawan
budi. Tidaklah yang lebih gila dan bodoh menurut pendapat saya dari pada
melihat orang yang membanggakan asal keturunannya, demikian isi salah surat RA
Kartini kepada sahabatnya Nona Zeehander yang ditulis pada 18 Agustus 1899.
Jadi
kalau di zaman seperti sekarang ini masih ada wanita yang menepuk dada asal
keturunan tanpa mampu melahirkan ide dan berbuat untuk masyarkat maka hal itu
sudah ketinggalan zaman. Momen peringatan RA Kartini saat ini hendaknya menjadi
reminder (pengingat-red) kita akan perjuangan besar RA Kartini. Tentu kita
tidak bisa meniru atau copy paste RA Kartini di era sekarang karena zaman telah
berubah. Namun ada prinsip-prinsip dasar, nilai-nilai yang mengakar di RA
Kartini yang harus kita contoh dan diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa
bernegara dan bersosial. Kalau sosok RA Kartini saja peduli terhadap kaumnya
mengapa wanita masa kini tidak? Kalau RA Kartini yang keturunan darah biru saja
mau memikirkan nasib kaum jelata kenapa wanita yang terlahir dari keturunan
biasa-biasa saja tidak mau?.
Momen peringatan RA Kartini hendaknya
menjadi momentum wanita Indonesia untuk segera merapatkan barisan dan mulai
membuat gerakan agar bangsa ini bisa keluar dari segala kemelut yang
menggelayuti kemajuan bangsa. Masih adanya wanita yang buta huruf harus memecut
diri seorang wanita, masih adanya wanita miskin harus mampu mendorong semangat
wanita untuk berbuat sesuatu. Tak perlu menunggu segalanya sempurna, cukuplah
apa yang ada menjadi modal wanita untuk bergerak. Selamat Hari Kartini, semoga
muncul Kartini-kartini baru di Indonesia dan di Brebes khususnya.
Penulis: MURNIAWATI,S.Si
Caleg DPRD Kab. Brebes Dapil 5 Partai
Keadilan Sejahtera
*
Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar Tegal, Edisi Senin (22 April 2013)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !