Headlines News :
Home » » Wanita dan Kekayaan Intelektual

Wanita dan Kekayaan Intelektual

Written By Unknown on Jumat, 29 Maret 2013 | 10.06

Murniawati.Doc.Pribadi
Wanita identik dengan bunga, Rasulullah Saw pun memberikan nama putrinya Fatimah Azzahra yang berarti bunga. Dalam klasifikasi makhluk hidup, bunga berada pada kingdom plantae sementara manusia (wanita-red) berada pada kingdom animal (hewan-red). Wanita memegang peran yang amat penting dalam keberlangsungan siklus kehidupan. Baik sebagai topang kemajuan zaman maupun fungsi reproduksi yang harus berkualitas agar mampu menghadirkan generasi unggul.

Selain itu, wanita akan jauh dari penyakit saat lebih banyak berinteraksi dengan bunga dibanding dengan hewan, karena hewan dan manusia satu kingdom dan memiliki banyak kesamaan genetik maka tidak sedikit penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan ke manusia. Berbeda dengan bunga, bakteri dan virus yang yang hidup berinangkan (menumpang hidup-red) pada tumbuhan maka tidak akan mampu hidup dalam tubuh manusia, sehingga bisa dipastikan tidak ada penyakit yang dapat ditularkan ketika berinteraksi dengan bunga. Bahkan akan turut memperlancar metabolisme tubuh.
Kita semua tahu jika berinteraksi dengan tumbuhan maka akan mendapat pasokan oksigen dari tumbuhan karena sifatnya yang menyerap karbondioksida (racun-red) dan mengeluarkan oksigen dalam metabolismenya.
    Sebagian bunga menebarkan bau harum dimana saat ini menjadi trend dalam menenangkan jiwa pada metode aroma terapi. Secara psikologi, mencium harum bunga dapat membantu menenangkan jiwa. Bunga juga indah untuk dipandang saat menikmati alam raya ini. Dalam merawat bunga, wanita pun bisa memetik banyak hikmah, diantaranya adalah pelajaran disiplin. Perawat bunga harus mampu mendisiplinkan dirinya untuk memasok kebutuhan hidup bunga, seperti pupuk dan air. Dengan ketidakmampuan bunga berkata dan menangis, ini juga mengajarkan wanita untuk lebih sensitif dan pengertian, karena bunga tidak akan pernah minta diberi pupuk ataupun pestisida.  Merawat bunga pun mengajarkan kesabaran dan keterampilan. Bentuk bunga dapat menjadi lebih indah di tangan-tangan trampil dan cerdas. Pertumbuhan bungapun akan menjadi lebih baik di tangan orang-orang yang sabar.  Dalam ilmu biologi dikenal beberapa bantuan bunga untuk melakukan penyerbukan seperti dengan bantuan angin, hewan, termasuk juga manusia. Ini mengajarkan kita untuk selalu bekerjasama jika menginginkan kesuksesan. Bunga merupakan alat reproduksi bagi tumbuhan dikotil. Dengan demikian, menjaga kesehatan bunga sama artinya turut dalam pelestarian lingkungan. 
                Di bidang ilmu pengetahuan, wanita juga memiliki sejarah emas yang tidak bisa dilihat sebelah mata. Sebut saja, Aramaid atau Kevlar adalah bahan pada baju anti peluru. Material ini ditemukan tahun 1964, oleh Stephanie Kwolek, seorang ahli kimia wanita berkebangsaan Amerika, yang bekerja sebagai peneliti pada perusahaan DuPont. Lalu ada Marie Curie adalah ahli kimia dan fisika Perancis kelahiran Polandia yang sampai sekarang merupakan satu-satunya orang yang pernah mendapatkan hadiah nobel di dua bidang yang berbeda, yaitu fisika dan kimia. Wajar kalau kemudian wanita sering diidentikan dengan bunga karena dalam kehidupannya memiliki peran yang sangat berharga bagi keberlangsungan hidup semesta alam. Wajar pula Agama Islam memberikan perhatian yang lebih terhadap kaum wanita. Wajar juga kalau wanita menjadi tiang negara karena begitu besarnya peranan wanita terhadap kehidupan ini.
                Lalu bagaimana intelektual di Indonesia?. Kita mengenal Raden Ajeng Kartini yang sudah banyak kata-kata filosofnya yang cukup mengguggah. Filosof RA Kartini cukup menghentak sebagian besar kaum hawa untuk bergerak melakukan perubahan di Indonesia. Lihat salah satu isi surat RA Kartini kepada salah seorang sahabatnya bernama Stella. Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, yaitu keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang yang membanggakan keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh orang yang bergelar Graaf atau Baron? Tidak dapat mengeri oleh pikiranku yang picik ini. (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899). Begitu dalamnya isi surat RA Kartini sehingga memecut semangat kaum wanita di Indonesia. Meski RA Kartini tidak bisa menikmatu kekayaan intelektualnya saat ini karena harus meninggal tetapi pemikiran dan kata-kata filosof yang mengguggah itu tidak akan berhenti dimakan zaman.
                Wanita Indonesia yang hidup di zaman sekarang selayaknya bersyukur dan berterimakasih kepada RA Kartini atas intelektual yang dimiliki dibagikan kepada kaumnya sehingga bisa dirasakan oleh wanita saat ini. Kekayaan intelektual wanita selayaknya dipupuk oleh para wanita yang hidup di zaman yang serba “bebas” ini sehingga kehadiran kaum wanita mampu mewarnai kehidupan agar menjadi lebih baik.  Kita bersyukur karena ternyata sudah banyak wanita Indonesia yang mampu menebarkan kekayaan intelektualnya kepada masyarakat. Ada Ane Afanti yang mampu mengkreasi batik sehingga mendunia. Kita juga bersyukur ada Helvy Tiana Rosa yang mampu mengembangkan budaya literasi di Indonesia melalui Forum Lingkar Pena (FLP) yang telah mendorong lahirnya penulis-penulis wanita. Itulah bunga yang hanya menebarkan kebaikan dan madu yang bukan saja nikmat tetapi indah dipandang. Bagi wanita Islam pun sudah memiliki panduan bagaimana seharusnya wanita berperan dalam menebar kebaikan melalui nilai-nilai agama yang mengakar. Ada deretan nama di zaman Rasulullah Saw, seperti Khadijah, seorang wanita yang memiliki kecakapan intelektual dalam bidang perdagangan. Di belakang hari, wanita inilah yang memiliki peranan besar dalam sejarah Rasulullah menebarkan kalimat Tauhid.
                Nama lainnya adalah Aisyah, seorang wanita yang mendampingi Rasulullah Saw. Ia dikenal wanita yang memiliki ingatan cukup tajam. Ia dikenal sebagai pebawa riwayat Nabi yang paling otentik karena Aisyah dikenal sebagai pengingat yang tajam dan mampu menjelaskan pertanyaan para tamu wanita sesuai perkataan Nabi ketika hidup. Jadi, kalau di zaman sekarang ini masih ada wanita yang tidak memiliki self confidence (percaya diri-red) maka perlu membaca sejarah dan menelaah sepak terjang wanita-wanita yang telah mengukir sejarah dengan tinta emas agar menjadi motivasi. Majulan wanita Indonesia, bangsa ini membutuhkan wanita-wanita yang memiliki intelektual emas dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan. Bangsa ini butuh para wanita yang bukan hanya cerdas dan kaya tetapi memiliki integritas dan mampu menebar kebaikan dalam kehidupan masyarakat.

NB: 
*Ditulis oleh Murniawati,S.Si
*Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar Tegal
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Murniawati,S.Si - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template