Murniawati.Doc.Pribadi |
Wanita
identik dengan bunga, Rasulullah Saw pun memberikan nama putrinya
Fatimah
Azzahra yang berarti bunga. Dalam klasifikasi makhluk hidup, bunga
berada
pada kingdom plantae sementara manusia (wanita-red) berada pada kingdom
animal
(hewan-red). Wanita memegang peran yang amat penting dalam
keberlangsungan
siklus kehidupan. Baik sebagai topang kemajuan zaman maupun fungsi
reproduksi
yang harus berkualitas agar mampu menghadirkan generasi unggul.
Selain itu, wanita akan jauh dari penyakit saat lebih banyak berinteraksi dengan bunga dibanding dengan hewan, karena hewan dan manusia satu kingdom dan memiliki banyak kesamaan genetik maka tidak sedikit penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan ke manusia. Berbeda dengan bunga, bakteri dan virus yang yang hidup berinangkan (menumpang hidup-red) pada tumbuhan maka tidak akan mampu hidup dalam tubuh manusia, sehingga bisa dipastikan tidak ada penyakit yang dapat ditularkan ketika berinteraksi dengan bunga. Bahkan akan turut memperlancar metabolisme tubuh.
Kita semua tahu jika berinteraksi
dengan tumbuhan maka akan mendapat pasokan oksigen dari tumbuhan karena
sifatnya yang menyerap karbondioksida (racun-red) dan mengeluarkan
oksigen
dalam metabolismenya.
Sebagian bunga menebarkan
bau harum dimana saat ini menjadi trend dalam menenangkan jiwa pada
metode
aroma terapi. Secara psikologi, mencium harum bunga dapat membantu
menenangkan
jiwa. Bunga juga indah untuk dipandang saat menikmati alam raya ini.
Dalam
merawat bunga, wanita pun bisa memetik banyak hikmah, diantaranya adalah
pelajaran disiplin. Perawat bunga harus mampu mendisiplinkan dirinya
untuk
memasok kebutuhan hidup bunga, seperti pupuk dan air. Dengan
ketidakmampuan
bunga berkata dan menangis, ini juga mengajarkan wanita untuk lebih
sensitif
dan pengertian, karena bunga tidak akan pernah minta diberi pupuk
ataupun
pestisida. Merawat bunga pun mengajarkan kesabaran dan keterampilan.
Bentuk bunga dapat menjadi lebih indah di tangan-tangan trampil dan
cerdas.
Pertumbuhan bungapun akan menjadi lebih baik di tangan orang-orang yang
sabar. Dalam ilmu biologi dikenal beberapa bantuan bunga untuk
melakukan
penyerbukan seperti dengan bantuan angin, hewan, termasuk juga manusia.
Ini
mengajarkan kita untuk selalu bekerjasama jika menginginkan
kesuksesan. Bunga merupakan alat reproduksi bagi tumbuhan dikotil.
Dengan
demikian, menjaga kesehatan bunga sama artinya turut dalam pelestarian
lingkungan.
Di
bidang ilmu pengetahuan, wanita juga memiliki sejarah emas yang tidak
bisa
dilihat sebelah mata. Sebut saja, Aramaid atau Kevlar adalah bahan pada baju anti peluru.
Material ini ditemukan tahun 1964, oleh Stephanie Kwolek, seorang ahli
kimia
wanita berkebangsaan Amerika, yang bekerja sebagai peneliti pada
perusahaan
DuPont. Lalu ada Marie Curie
adalah ahli kimia dan fisika Perancis kelahiran Polandia yang sampai
sekarang
merupakan satu-satunya orang yang pernah mendapatkan hadiah nobel di dua
bidang
yang berbeda, yaitu fisika dan kimia. Wajar
kalau
kemudian wanita sering diidentikan dengan bunga karena dalam
kehidupannya
memiliki peran yang sangat berharga bagi keberlangsungan hidup semesta
alam.
Wajar pula Agama Islam memberikan perhatian yang lebih terhadap kaum
wanita.
Wajar juga kalau wanita menjadi tiang negara karena begitu besarnya
peranan
wanita terhadap kehidupan ini.
Lalu bagaimana intelektual di
Indonesia?. Kita mengenal Raden Ajeng Kartini yang sudah banyak
kata-kata
filosofnya yang cukup mengguggah. Filosof RA Kartini cukup menghentak
sebagian
besar kaum hawa untuk bergerak melakukan perubahan di Indonesia. Lihat
salah
satu isi surat RA Kartini kepada salah seorang sahabatnya bernama
Stella. Bagi saya hanya ada dua macam keningratan,
yaitu keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih
gila dan
bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang yang membanggakan
keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh orang yang bergelar
Graaf atau
Baron? Tidak dapat mengeri oleh pikiranku yang picik ini. (Surat Kartini
kepada
Stella, 18 Agustus 1899). Begitu dalamnya isi surat RA Kartini
sehingga
memecut semangat kaum wanita di Indonesia. Meski RA Kartini tidak bisa
menikmatu kekayaan intelektualnya saat ini karena harus meninggal tetapi
pemikiran dan kata-kata filosof yang mengguggah itu tidak akan berhenti
dimakan
zaman.
Wanita Indonesia yang hidup di
zaman sekarang selayaknya bersyukur dan berterimakasih kepada RA Kartini
atas
intelektual yang dimiliki dibagikan kepada kaumnya sehingga bisa
dirasakan oleh
wanita saat ini. Kekayaan intelektual wanita selayaknya dipupuk oleh
para
wanita yang hidup di zaman yang serba “bebas” ini sehingga kehadiran
kaum
wanita mampu mewarnai kehidupan agar menjadi lebih baik. Kita bersyukur
karena ternyata sudah banyak
wanita Indonesia yang mampu menebarkan kekayaan intelektualnya kepada
masyarakat. Ada Ane Afanti yang mampu mengkreasi batik sehingga
mendunia. Kita
juga bersyukur ada Helvy Tiana Rosa yang mampu mengembangkan budaya
literasi di
Indonesia melalui Forum Lingkar Pena (FLP) yang telah mendorong lahirnya
penulis-penulis wanita. Itulah bunga yang hanya menebarkan kebaikan dan
madu
yang bukan saja nikmat tetapi indah dipandang. Bagi wanita Islam pun
sudah
memiliki panduan bagaimana seharusnya wanita berperan dalam menebar
kebaikan
melalui nilai-nilai agama yang mengakar. Ada deretan nama di zaman
Rasulullah
Saw, seperti Khadijah, seorang wanita yang memiliki kecakapan
intelektual dalam
bidang perdagangan. Di belakang hari, wanita inilah yang memiliki
peranan besar
dalam sejarah Rasulullah menebarkan kalimat Tauhid.
Nama lainnya adalah Aisyah,
seorang wanita yang mendampingi Rasulullah Saw. Ia dikenal wanita yang
memiliki
ingatan cukup tajam. Ia dikenal sebagai pebawa riwayat Nabi yang paling
otentik
karena Aisyah dikenal sebagai pengingat yang tajam dan mampu menjelaskan
pertanyaan para tamu wanita sesuai perkataan Nabi ketika hidup. Jadi,
kalau di
zaman sekarang ini masih ada wanita yang tidak memiliki self confidence
(percaya diri-red) maka perlu membaca sejarah dan menelaah sepak terjang
wanita-wanita yang telah mengukir sejarah dengan tinta emas agar menjadi
motivasi. Majulan wanita Indonesia, bangsa ini membutuhkan wanita-wanita
yang
memiliki intelektual emas dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan.
Bangsa
ini butuh para wanita yang bukan hanya cerdas dan kaya tetapi memiliki
integritas dan mampu menebar kebaikan dalam kehidupan masyarakat.
NB:
*Ditulis oleh Murniawati,S.Si
*Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar Tegal
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !